Jakarta, ADHINEWS – Pesta demokrasi untuk memilih presiden – wakil presiden dan anggota legislatif telah usai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) tengah menghitung perolehan suara secara manual. Namun demikian kedua pasangan capres mengklaim memperoleh kemenangan dalam pemilu ini. Menanggapi hal itu, Presiden Asosiasi Doktor Ilmu Hukum Indonesia (ADHI) Yetti Suciaty Soehardjo menghimbau agar semua pihak menghormati seluruh hasil pemilu.
“Terimakasih untuk warga yang sudah ikut berjuang memajukan Indonesia dengan cara menggunakan Hak Pilih. Suara yang telah diberikan tidak akan sia-sia. Perjalanan bangsa Indonesia lima tahun ke depan akan ditentukan dari hasil Pemilu hari ini,” ujar Yetty kepada wartawan usai menggunakan hak Pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 099 Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan (17/04/19). TPS 99 merupakan TPS terdekat dari rumah tinggal di Jalan Darmawangsa X.
Usai melakukan pencoblosan, Yetti sempat memantau penyelenggaraan Pemilu 2019. Wanita yang baru saja dilantik sebagai dewan pertimbangan Kadin Jawa Barat 2019-2024 ini berharap proses pemungutan suara dari pagi sampai siang hari dan dilanjutkan dengan penghitungan suara hingga tengah malam nanti, bisa berlangsung lancar, aman dan tertib.
“Pemilu di Indonesia adalah Pemilu terumit di dunia, dimana warga langsung memberikan Hak Pilihnya secara langsung untuk memilih pasangan Presiden-Wakil Presiden, anggota legislatif tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, DPR RI, hingga DPD RI. Kita sudah sukses menyelesaikan putaran kampanye. Tinggal menunggu proses pemungutan hingga ke penghitungan suara. Jika semua lancar, aman dan tertib, dunia akan mencatat bahwa bangsa Indonesia tidak hanya sekadar dewasa, namun sudah matang dalam berpolitik dan berdemokrasi,” tambahnya.
Menurutnya, Jika kampanye selama 6,5 bulan kemarin diwarnai banyak ketegangan, maka semoga proses pemungutan hingga penghitungan suara hari ini diwarnai dengan senyuman. “Kita sudah berada digaris finish, tak perlu lagi kisruh saling membela jagoannya ataupun ribut-ribut saling klaim kemenangan. Tak perlu lagi ada provokasi, propaganda ataupun intimidasi. Masing-masing kandidat maupun tim pemenangannya harus memberikan kesempatan kepada warga agar bisa datang dengan tenang ke TPS menggunakan Hak Pilihnya,” tambahnya lagi.
Menurutnya apapun hasilnya, kedaulatan rakyat yang diimplementasikan melalui Pemilu harus dihormati. Karena Pemilu tidak sekadar menang atau kalah. Namun sebuah ikhtiar lima tahun sekali, dimana rakyat diberikan kesempatan menentukan arah masa depan bangsa.
“Yang menang pemilihan tidak perlu jumawa. Yang kalah juga tidak perlu berkecil hati. Karena kita tidak sedang dalam pertandingan yang memperebutkan gelar juara. Yang menang silakan jalankan amanah, yang kalah memberikan dukungan dengan cara menjadi pihak kritis yang mengawasi. Indahnya Indonesia jika kita tetap saling bersama, karena yang lebih penting dari Pemilu adalah persaudaraan sebangsa,” Tukasnya.