Jakarta, ADHI NEWS.COM,- Pemilihan Cagub Jawa Timur mungkin akan menjadi pesta demokrasi yang cukup seru. Pasalnya, ada dua tokoh kuat Nahdlatul Ulama akan bertempur ketat untuk meraih dukungan massa dari 35 kabupaten dan kota di propinsi ini. Mereka yang bakal berhadapan adalah Saifullah Yusuf menghadapi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf mengantongi dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sementara Khofifah Indar Parawansa diusung tiga parpol, yakni Partai Golkar, Partai Nasdem dan PPP. Sementara partai lain belum menentukan sikap.
Akibat pertarungan dua kandidat ini konon para kiai NU juga terbelah dua. Sebagian mendukung Gus Ipul sebagian mendukung Khofifah. Namun Khofifah mempunyai kredit poin, jutaan jamaah NU perempuan yang tergabung dalam Muslimat dan Fatayat NU solid mendukung ketua umumnya ini. Khofifah juga mendapat sokongan mayoritas pemilih dari Madura.
Lantas, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj akan mendukung siapa?
Dengan tegas, Said Aqil Siroj mengatakan bahwa, urusan Pilgub Jawa Timur sudah ia serahkan semuanya ke para ulama, kiai, dan pemangku pesantren dan NU di Jawa Timur.
“Karena yang lebih maslahat untuk Jawa Timur, yang tahu apa-apa itu ya kiai Jawa Timur. Saya kan berada di pusat (Jakarta),” ujar Said Aqil Siroj di kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jalan Tengku Umar, Menteng, Jakarta, Sabtu (14/10/2017).
Oleh sebab itu, apabila para ulama dan kiai di Jawa Timur sudah sepakat untuk mendukung siapa di Jawa Timur, maka Said Aqil Siroj akan mengikutinya karena mereka tahu yang terbaik bagi Jawa Timur.
“Yang penting pilihan kiai Jawa Timur pasti saya dukung, pasti saya oke,” kata Said Aqil Siroj.
Selain Kiai Said terlihat bersikap tabbayun dengan pandangan para Kiai Jawa Timur, fenomena Pilgub Jatim ini juga mungkin akan memunculkan kejutan-kejutan diluar hitung-hitungan.
Jika PDI Perjuangan membuat kejutan dengan memunculkan nama Tri Rismaharini, maka Pilgub akan kian seru. Karena konstelasi politiknya akan menjadi beragam. Jika Gus Ipul dan Khofifah berebut pada dukungan massa yang nyaris sama yakni basis NU di wilayah tapal kuda. Namun Risma justru menguasai dukungan dari massa grass root di wilayah Jawa Mataraman, yakni Surabaya, Bojonegoro, Madiun, Kertosono, Kediri, Blitar, Malang, Tulungagung hingga Trenggalek yang memang basis massa PDIP.
Maka keajaiban bisa terjadi. Tidak menutup kemungkinan justru kedua tokoh kuat yang digadang-gadang seperti Gus Ipul dan Khofifah bisa saja gigit jari, jika kemudian Risma menguasai suara Jatim. Akankah? (tim)